Nama : Benny Ricki Sitorus
NPM : 21212427
Kelas : 3EB02
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 #Softskill
Tugas : Jurnal Ilmiah
NPM : 21212427
Kelas : 3EB02
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 #Softskill
Tugas : Jurnal Ilmiah
JURNAL
ILMIAH
Jurnal Ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di
mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Contoh Jurnal Ilmiah yang paling
sering dicari adalah contoh jurnal ilmiah pendidikan, contoh jurnal ilmiah
ekonomi, contoh jurnal ilmiah biologi, contoh jurnal ilmiah teknik informatika,
contoh jurnal ilmiah pangan, contoh jurnal ilmiah akuntansi, contoh jurnal
ilmiah akuntansi keuangan dan contoh jurnal ilmiah hukum. Untuk memastikan
kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti
oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai
peer review (penelaahan sejawat). Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup
semua bidang ilmu, juga ilmu sosial dan humaniora.
Berikut
contoh jurnal ilmiah :
Abstract
Education is central position in
development because its target is increasing of human resources quality, so
that education is middle rule from all development sectors.To increase human
resources quality is needed education because education is activities which
increase change quality of human resources, and human is one of development
main capital. Development always makeeffect and development is process and to
measure it use indicator. It are economic indicator and non-economic indicator Human
Development Index (HDI) is one of indicator in development which can be used to
analyze comparative of social-economic development status in nation and
describe human development in a nation. Actual ly there are two basic problems
inour education. Those are: (a) How do all citizen have education opportunity?
(b) How do education provide student with work skill insociety life?. To solve
education problem consist: (1) Extension andEducation Access Generalization;
(2) Upgrade, Relevancy, and Education Competitiveness; (3) Support Sets, Acc ountabilities,
and Education PublicImage. Human development Index (HDI) of Indonesian in 2005
is 107 grade in world. Besides that in 2006
is 109 grade world and in 2007 is 107
grade world. Based on Human Capital theory
say education is human resources investment which give advantage monetary or
non-onetary.
Keywords: Human Development Index,
Education Investment
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, oleh sebab itu pendidikan juga merupakan alur tengah dari seluruh
sektor pembangunan.
Pembangunan dalam keterkaitannya dengan
pengembangan sumber daya
manusia yang berarti bahwa
pembangunan adalah tidak semata-mata pembangunan material dan fisik tetapi yang
pembangunan spiritual yaitu pembangunan manusia yang menjadi tugas utama pendidikan.
Keberhasilan pembangunan dapat tercermin
dari sisi ekonomi atau material dan juga sisi spiritual yang terlihat bahwa esensi
pembangunan bertumpu dan berpangkal pada sisi manusianya, dengan demikian yang
menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusia.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia diperlupendidikan karena pendidikan merupakan kegiatan yang
meningkatkan berubahnya kwalitas sumberdaya manusia, dan manusia merupakan
salah satu modal utama pembangunan. Jadi pendidikan mengarah kedalam diri
manusia sehingga menghasilkan sumberdaya tenaga atau modal yang menunjang
pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan, dengan demikian
pendidikan dan pembangunan mempunyai keterkaitan yang saling menunjang.
Manusia sebagai modal pembangunan
tidak lepas dari pendidikan sehingga pendidikan adalah merupakan salah satu
tolak ukur dalam keberhasilan pembangunan dan jika pembangunan dipandang
sebagai sistem makro maka pendidikan merupakan sebuah komponen pembangunan dan
dapat mencerminkan keberhasilan pembangunan suatu bangsa sehingga investasi
pendidikan diperlukan.
Pembangunan selalu menimbulkan
pengaruh atau dampak dan pembangunan merupakan suatu proses dan untuk
mengukurnya diperlukan indikator sebagai tolak ukur terjadinya pembangunan baik
indikator ekonomi maupun indikator non-ekonomi (indikatorsosial).
Human Development Index (HDI) adalah
merupakan salah satu indikator dalam pembangunan yang dapat digunakan untuk
menganalisis perbandingan status pembangunan sosial ekonomi suatu negara dan
sekaligus menggambarkan pembangunan manusia di suatu negara. Dengan informasi
angka dan peringkat HDI (Human Development Index) dapat diperoleh gambaran
keadaan kesejahteraan masyarakat yang diukur dari umur panjang masyarakat di
suatu negaradengan mengukur kesehatan dan nutrisi, pendidikan yang diukur
dengan tingkat melek huruf, serta standar hidup yang diukur dengan GDP per
kapita.
Human Development Index (HDI) dapat
mencerminkan bagaimana posisi
sebuah negara dengan negara lain
dalam tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu pembangunan manusianya termasuk di
dalamnya pembangunan di bidang pendidikan sehingga analisis HDI (Human Development
Index) dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan.
Tahun 2005, HDI Indonesia berada di
peringkat 107 dunia. Tahun
2006, Indonesia berada di peringkat
109 dunia. Tahun 2007/2008, peringkat Indonesia kembali ke 107.
Dari penjelasan dan uraian tersebut
diatas maka kami menganggap diperlukan analisis HDI (Human Development Index)
Indonesia: Investasi Pendidikan Sebagai Daya Saing Bangsa.
1.2.Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini ada beberapa hal
yang akan kami bahas yaitu:
1. Pendidikan dan Pembangunan
2. Permasalahan Pendidikan
3. Indikator-indikator Pembangunan
4. HDI Merupakan Salah SatuIndikator
Pembangunan
5. Pendidikan dan Investasi Pembangunan
PEMBAHASAN
2.1
Pendidikan dan Pembangunan
Pendidikan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena
sasarannya adalah peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga merupakan alur
tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pembangunan dalam keterkaitannya dengan
pengembangan sumber daya manusia yang berarti bahwa pembangunan adalah tidak
semata-mata pembangunan material dan fisik tetapi yang pembangunan spiritual
yaitu pembangunan manusia yang menjadi tugas utama pendidikan.
Keberhasilan pembangunan dapat tercermin
dari sisi ekonomi atau materialdan juga sisi sepiritual yang terlihat bahwa esensi
pembangunan bertumpu dan berpangkal pada sisi manuaianya dengan demikian yang
menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya yaitu dapat dipenuhinya
hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
dan makhluk religius yang dapat meningkatkan martabatnya.
Disini terlihat, bahwa esensi pembangunan
bertumpu dan berpangkal dari manusianya. Pembangunan berorientasi pada
pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Mengapa
pembangunan yang
demikian dikatakan bertumpu pada dan
bertolak dari manusia. Karena hanya
pembangunan yang terarah kepada pemenuhan
hajat hidup manusia sesuai
dengan kodratnya sebagai manusia
yang dapat meningkatkan martabatnya sebagaimanusia. Peningkatan martabat
manusia selaku manusia yang menjadi tujuan final dari pembangunan. Tegasnya pembangunan
apapun jika berakibat
mengurangi nilai manusiawi berarti
keluar dari esensinya.
Jika pembangunan bertolak dari sifat
hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia. Maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat
dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai obyek pembangunan manusia
dipandang sebagai sasaran yang
dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi
ikhtiar ke dalam diri manusia berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan
perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial,
dan sikap terhadap lingkungannya, tekat hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Ikhtiar ini disebut pendidikan. Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan
karena ia dengan segala kemampuannya menggaraplingkungannya secara dinamis dan
kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam, maupun lingkungan sosial/spiritual.
Perekayasaan terhadap lingkungan ini lazim disebut pembangunan. Jadi pendidikan
mengarah ke dalam diri manusia, sedang pembangunan mengarah ke luar yaitu ke
lingkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan
dilihat sebagai suatu garis proses, maka keduanya merupakan suatu garis yang
terletak kontinyu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada satu garis menempatkan
manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas untuk pembangunan, yaitu pembangunan yang
dapat memenuhi hajat hidup manusia luas serta mengangkat martabat manusia
sebagai makhluk. Bahwa hasil pendidikan itu menunjang pembangunan, juga dapat
dilihat korelasinya dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi peserta didik
yang mengalami pendidikan.
2.2
Permasalahan pendidikan
2.2.1
Gambaran Umum Permasalahan Pendidikan
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan
sumberdaya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan tantangan-
tantangan baru, yang sebagiannya
sering tidak diramalkan sebelumnya. Sebagai
konsekuensi logis, pendidikan selalu
dihadapkan pada masalah-masalah baru,
yang sebagiannya sering tidak
diramalkan sebelumnya.
Masalah yang dihadapi
duniapendidikan itu demikian luas, pertama
karena sifat sasarannya yaitu
manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena
usaha pendidikan harus
mengantisipasi ke hari depan yang tidak dapat terjangkau oleh kemampuan daya
ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok
yang dapat dijadikan pegangan ol
eh pendidik dalam mengemban
tugasnya. Pembangunan sistem pendidikan
tidak mempunyai arti apa-apa jika
tidak sinkron dengan pembangunan nasional.
Kaitan yang erat antara bidang
pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial
budaya sebagai sub sistem tersebut
di mana sistem pendidikan menjadi
bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian
rupa sehingga permasalahan
interen sistem pendidikan itu
menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu
permasalahn interen dalam sistem pendidikan
selalu ada kaitan dengan
masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak
dapat dilepaskan dari kondi si sosial budaya dan ekonomi masyarakat di
sekitarnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka
penanggulangan masalah pendidikan juga
sangat kompleks, menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak. Pada
dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air
kita dewasa ini,
yaitu:
a.
Bagaimana semua warga negara dapat
menikmati kesempatan pendidikan.
b.
Bagaimana pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam
kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah
pemerataan, dan yang kedua adalah
masalah mutu, relevansi, dan juga
efisiensi pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional
menuangkan ke dalam RENSTRA DEPDIKNAS 2005-2009 yang berisi:
1.Perluasan dan Pemerataan Akses
Pendidikan
2.Peningkatan Mutu, Relevansi, dan
Daya Saing Pendidikan
3.Penguatan Tata Kelola,
Akuntabilitas, dan Citra Publik Pendidikan.
2.2.2
Permasalahan Pendidikan Dikaji dari Sudut Jumlah Buta Huruf di
Indonesia
Angka Melek Huruf (AMH) adalah
persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta
mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka Melek Huruf
dapat digunakan untuk :
• mengukur
keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,
terutama di daerah pedesaan di
Indonesia dimana masih tinggi jumlah
penduduk yang tidak pernah
bersekolah atau tidak tamat SD.
• menunjukkan
kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
• menunjukkan
kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek
huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual
sekaligus kontribusi
terhadap pembangunan daerah.
Berdasarkan
data BPS, Indonesia sendiri, sampai tahun 2004 menunjukkan bahwa jumlah
masyarakat yang masuk kategori buta huruf usia 15 tahun ke atas masih sekitar
15,4 juta orang lebih, dimana 81,26 persen tersebar di sembilan provinsi, yaitu
Jawa Timur (29,32 persen), Jawa Tengah (21,39 persen), Jawa Barat (10,66
persen), Sulawesi Selatan (6,07persen), Nusa Tenggara Barat (4,29persen), Nusa
Tenggara Timur (2,51persen), Papua (2,49 persen), Banten (2,41persen), dan
Kalimantan Barat (2,13persen). Walaupun pada tahun 2006 data jumlah masyarakat
Indonesia yang buta huruf mengalami penurunan, yaitu menjadi sekitar 12,88 juta
atau 8,07 persen dari 218,7 juta penduduk, angka ini belum bisa dijadikan
parameter tingkat keberhasilan pengentasan masyarakat dari buta huruf Indonesia.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik
(BPS) 2007, jumlah persentase angka putus sekolah atau mengulang sekitar 16,5
persen pada anak usai 13-15
tahun. Artinya angka putus sekolah
di Indonesia untuk tingkat sekolah dasar dan
madrasyah ibtidaiyah sebanyak
684.967 anak. Tahun 2006 jumlahnya lebih banyak,702.066 siswa.
2.3.
Indikator-indikator Pembangunan
Pembangunan selalu menimbulkan
dampak baik positif maupun
negatif. Oleh karena itu diperlukan indikator
sebagai tolak ukur terjadinya
pembangunan. Indikator-indikator
kunci pembangunan secara garis besar pada
dasarnya dapat diklasifikasikan
menjadi:
(1)indikator ekonomi
(2)indikator sosial.
Yang termasuk indikator ekonomi
adalah:
a.GNP per kapita
b.Laju pertumbuhan ekonomi
c.GDP perkapita dengan pendekatan/ Purchasing
Power Parity (PPP).
Sedangkan yang termasuk indikator
sosial adalah:
a.
HDI (Human Development Index)
b.
PQLI (Physical Quality Life Index) atau
Indeks Mutu Hidup.
2.4
HDI Merupakan Salah Satu Indikator Pembangunan
The United Nations Development Program
(UNDP) mendefinisikan
pembangunan manusia sebagai sebuah proses
memperluas pilihan masyarakat.
Yang paling penting adalah pilihan
untuk berumur panjang dan sehat, mendapat
pendidikan yang cukup, dan menikmati
standar kehidupan yang layak. The United Nations Development Program (UNDP). menyusun
ukuran alternatif tingkat kesejahteraan dengan HDI (Human Development Index).
Human Development Index(HDI) diukur
dari beberapa aspek, yaitu:
1.
Life expectancy at birth(harapan
hidup saat lahir)
aspek ini digunakan sebagai tolak ukur
kualitas kesehatan.
2.
Adult litteracy rate (angka melek huruf
orang dewasa)
aspek ini sebagai tolok ukur pemerataan
pendidikan
3.
Combined gross enrollment ratio for
primary, secondary, and tertiary Education
aspek ini untuk mengukur keterjangkauan
masyarakat terhadap pendidikan.
4.
GDP per capita (Gross Domestic
Product per capita)
aspek ini jelas mengukur tentang
taraf ekonomi masyarakat. Human Development Index (HDI) meringkas tiga variabel
kesejahteraan dan
meringkasnya dalam sebuah index dan variabel-variabel
tersebut adalah:
1)
Umur panjang (longevity), sebagai pengukur
kesehatan dan nutrisi. Umur
panjang diukur dengan rata-rata harapan
hidup (dalam tahun) dari tingkat kelahiran, dihitung dengan mengasumsikan bahwa
seorang bayi lahir dalam satu tahun tertentu akan mengalami tingkat kematian
ketikadari tiap kelompok umur.
2)
Pendidikan. Terdiri dari rata-rata terbobot
antara (a) tingkat melek huruf
dari kaum dewasa dalam persentase (bobot
2/3). (b) tahun-tahun utama
dari masa sekolah seseorang
sepanjang 25 tahun dari umurnya (bobot 1/3).
3)
Standar Hidup. Indikator standar kehidupan
adalah GDP per kapita riil
dalam dolar PPP (Purchasing Power Parity
), dengan tanpa diskon sampai
suatu tingkat kemiskinan global dengan
dasar kebutuhan pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat nutrisi
minimal, dan diskon yang meningkat dengan progresif dengan meningkatnya
pendapatan, merefleksikan utilitas marjinal yang semakin menurun dari pendapatan.
PENUTUP
Dari pembahasan tersebut di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pendidikan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
2.
Permasalahan pendidikan merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan luas sehingga penanganan masalah
pendidikan menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
3.
Human Development Index (HDI) adalah
merupakan salah satu indikator dalam
pembangunan yang dapat digunakan untuk
menganalisis perbandingan status
pembangunan sosial ekonomi suatu negara
dan sekaligus menggambarkan pembangunan manusia di suatu negara.
4.
Dengan informasi angka dan
peringkat HDI (Human Development Index)
dapat diperoleh gambaran keadaan kesejahteraan masyarakat yang diukur dari umur
panjang masyarakat di suatu negara dengan mengukur kesehatan dan nutrisi,
pendidikan yang diukur dengan tingkat melek uruf, serta standar hidup yang
diukur dengan GDP per kapita.
5.
Human Development Index(HDI) dapat
mencerminkan bagaimana posisi sebuah negara dengan negara lain dalam tingkat
kesejahteraan masyarakat yaitu pembangunan manusianya termasuk di dalamnya
pembangunan di bidang pendidikan.
6.
Human Development Index (HDI) untuk
Indonesia pada tahun 2005 berada pada peringkat 107 dunia. Sedangkan pada tahun
2006 berada pada peringkat 109 dan pada tahun 2007 kembali lagi ke peringkat
107 dunia.
7.
Menurut teori Human Capital
berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang
memberi manfaat moneter ataupun non-moneter.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi Abu H dan Uhbiyanti Nur.
2001.Ilmu Pendidikan. Semarang:
PT. Rineka Cipta
Andi Sutisno. 2007.Buta Huruf
dan"Buta" Membaca.KompasJawa Barat
BPS: Badan Pusat Statistik.
2009.AngkaMelek Huruf.
http://www.bps.go.id/
Hakim Abdul A.
2002.EkonomiPembangunan. Yogyakarta:EKONISIA
Imron Ali. 2008. Kebijakan
Pendidikan di Indonesia. Jakarta Bumi Aksara.
Mudrajad Kuncoro.
2002.EkonomiPembangunan. Yogyakarta: UPP AMP KPN
Nurkolis. Artikel. 2002. Pendidikan Sebagai
Investasi Jangka Panjang.
Pidarta Made. 2001.Landasan Kependidikan
. Jakarta: Rineka Cipta
UNDP. United National Development Program
2008.
http://www.undp.org/
sumber referensi : http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/