Selasa, 06 Januari 2015

Jurnal Ilmiah



Nama            :         Benny Ricki Sitorus
NPM            :         21212427
Kelas            :         3EB02
Mata Kuliah  :         Bahasa Indonesia 2 #Softskill

Tugas            :         Jurnal Ilmiah


JURNAL ILMIAH
Jurnal Ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Contoh Jurnal Ilmiah yang paling sering dicari adalah contoh jurnal ilmiah pendidikan, contoh jurnal ilmiah ekonomi, contoh jurnal ilmiah biologi, contoh jurnal ilmiah teknik informatika, contoh jurnal ilmiah pangan, contoh jurnal ilmiah akuntansi, contoh jurnal ilmiah akuntansi keuangan dan contoh jurnal ilmiah hukum. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat). Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup semua bidang ilmu, juga ilmu sosial dan humaniora.

Berikut contoh jurnal ilmiah :
Abstract
Education is central position in development because its target is increasing of human resources quality, so that education is middle rule from all development sectors.To increase human resources quality is needed education because education is activities which increase change quality of human resources, and human is one of development main capital. Development always makeeffect and development is process and to measure it use indicator. It are economic indicator and non-economic indicator Human Development Index (HDI) is one of indicator in development which can be used to analyze comparative of social-economic development status in nation and describe human development in a nation. Actual ly there are two basic problems inour education. Those are: (a) How do all citizen have education opportunity? (b) How do education provide student with work skill insociety life?. To solve education problem consist: (1) Extension andEducation Access Generalization; (2) Upgrade, Relevancy, and Education Competitiveness; (3) Support Sets, Acc ountabilities, and Education PublicImage. Human development Index (HDI) of Indonesian in 2005 is 107 grade in world. Besides that in 2006  is 109 grade world and in 2007 is 107
grade world. Based on Human Capital theory say education is human resources investment which give advantage monetary or non-onetary.
Keywords: Human Development Index, Education Investment


PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang Masalah
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pembangunan dalam keterkaitannya dengan pengembangan sumber daya
manusia yang berarti bahwa pembangunan adalah tidak semata-mata pembangunan material dan fisik tetapi yang pembangunan spiritual yaitu pembangunan manusia yang menjadi tugas utama pendidikan.
Keberhasilan pembangunan dapat tercermin dari sisi ekonomi atau material dan juga sisi spiritual yang terlihat bahwa esensi pembangunan bertumpu dan berpangkal pada sisi manusianya, dengan demikian yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusia.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlupendidikan karena pendidikan merupakan kegiatan yang meningkatkan berubahnya kwalitas sumberdaya manusia, dan manusia merupakan salah satu modal utama pembangunan. Jadi pendidikan mengarah kedalam diri manusia sehingga menghasilkan sumberdaya tenaga atau modal yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan, dengan demikian pendidikan dan pembangunan mempunyai keterkaitan yang saling menunjang.
Manusia sebagai modal pembangunan tidak lepas dari pendidikan sehingga pendidikan adalah merupakan salah satu tolak ukur dalam keberhasilan pembangunan dan jika pembangunan dipandang sebagai sistem makro maka pendidikan merupakan sebuah komponen pembangunan dan dapat mencerminkan keberhasilan pembangunan suatu bangsa sehingga investasi pendidikan diperlukan.
Pembangunan selalu menimbulkan pengaruh atau dampak dan pembangunan merupakan suatu proses dan untuk mengukurnya diperlukan indikator sebagai tolak ukur terjadinya pembangunan baik indikator ekonomi maupun indikator non-ekonomi (indikatorsosial).
Human Development Index (HDI) adalah merupakan salah satu indikator dalam pembangunan yang dapat digunakan untuk menganalisis perbandingan status pembangunan sosial ekonomi suatu negara dan sekaligus menggambarkan pembangunan manusia di suatu negara. Dengan informasi angka dan peringkat HDI (Human Development Index) dapat diperoleh gambaran keadaan kesejahteraan masyarakat yang diukur dari umur panjang masyarakat di suatu negaradengan mengukur kesehatan dan nutrisi, pendidikan yang diukur dengan tingkat melek huruf, serta standar hidup yang diukur dengan GDP per kapita.
Human Development Index (HDI) dapat mencerminkan bagaimana posisi
sebuah negara dengan negara lain dalam tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu pembangunan manusianya termasuk di dalamnya pembangunan di bidang pendidikan sehingga analisis HDI (Human Development Index) dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan.
Tahun 2005, HDI Indonesia berada di peringkat 107 dunia. Tahun
2006, Indonesia berada di peringkat 109 dunia. Tahun 2007/2008, peringkat Indonesia kembali ke 107.
Dari penjelasan dan uraian tersebut diatas maka kami menganggap diperlukan analisis HDI (Human Development Index) Indonesia: Investasi Pendidikan Sebagai Daya Saing Bangsa.

          1.2.Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan kami bahas yaitu:
1. Pendidikan dan Pembangunan
2. Permasalahan Pendidikan
3. Indikator-indikator Pembangunan
4. HDI Merupakan Salah SatuIndikator Pembangunan
5. Pendidikan dan Investasi Pembangunan


PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan dan Pembangunan

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena
sasarannya adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pembangunan dalam keterkaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia yang berarti bahwa pembangunan adalah tidak semata-mata pembangunan material dan fisik tetapi yang pembangunan spiritual yaitu pembangunan manusia yang menjadi tugas utama pendidikan.
Keberhasilan pembangunan dapat tercermin dari sisi ekonomi atau materialdan juga sisi sepiritual yang terlihat bahwa esensi pembangunan bertumpu dan berpangkal pada sisi manuaianya dengan demikian yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya yaitu dapat dipenuhinya hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius yang dapat meningkatkan martabatnya.
Disini terlihat, bahwa esensi pembangunan bertumpu dan berpangkal dari manusianya. Pembangunan berorientasi pada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Mengapa pembangunan yang
demikian dikatakan bertumpu pada dan bertolak dari manusia. Karena hanya
pembangunan yang terarah kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai
dengan kodratnya sebagai manusia yang dapat meningkatkan martabatnya sebagaimanusia. Peningkatan martabat manusia selaku manusia yang menjadi tujuan final dari pembangunan. Tegasnya pembangunan apapun jika berakibat
mengurangi nilai manusiawi berarti keluar dari esensinya.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai obyek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang
dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtiar ke dalam diri manusia berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekat hidup yang positif serta keterampilan kerja. Ikhtiar ini disebut pendidikan. Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segala kemampuannya menggaraplingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam, maupun lingkungan sosial/spiritual. Perekayasaan terhadap lingkungan ini lazim disebut pembangunan. Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri manusia, sedang pembangunan mengarah ke luar yaitu ke lingkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat sebagai suatu garis proses, maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak kontinyu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada satu garis menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk pembangunan, yaitu pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup manusia luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk. Bahwa hasil pendidikan itu menunjang pembangunan, juga dapat dilihat korelasinya dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi peserta didik yang mengalami pendidikan.


2.2 Permasalahan pendidikan
2.2.1 Gambaran Umum Permasalahan Pendidikan
 
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumberdaya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-
tantangan baru, yang sebagiannya sering tidak diramalkan sebelumnya. Sebagai
konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru,
yang sebagiannya sering tidak diramalkan sebelumnya.
Masalah yang dihadapi duniapendidikan itu demikian luas, pertama
karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena
usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak dapat terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan ol
eh pendidik dalam mengemban tugasnya. Pembangunan sistem pendidikan
tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional.
Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial
budaya sebagai sub sistem tersebut di mana sistem pendidikan menjadi
bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan
interen sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu
permasalahn interen dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan
masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondi si sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah  pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini,
yaitu:
a.     Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.     Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah
masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan  pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional menuangkan ke dalam RENSTRA DEPDIKNAS 2005-2009 yang berisi:
1.Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan
2.Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan
3.Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik Pendidikan.


2.2.2 Permasalahan Pendidikan Dikaji dari Sudut Jumlah Buta Huruf di
Indonesia 
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka Melek Huruf dapat digunakan untuk :
mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,
terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah
penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi
terhadap pembangunan daerah.
          Berdasarkan data BPS, Indonesia sendiri, sampai tahun 2004 menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang masuk kategori buta huruf usia 15 tahun ke atas masih sekitar 15,4 juta orang lebih, dimana 81,26 persen tersebar di sembilan provinsi, yaitu Jawa Timur (29,32 persen), Jawa Tengah (21,39 persen), Jawa Barat (10,66 persen), Sulawesi Selatan (6,07persen), Nusa Tenggara Barat (4,29persen), Nusa Tenggara Timur (2,51persen), Papua (2,49 persen), Banten (2,41persen), dan Kalimantan Barat (2,13persen). Walaupun pada tahun 2006 data jumlah masyarakat Indonesia yang buta huruf mengalami penurunan, yaitu menjadi sekitar 12,88 juta atau 8,07 persen dari 218,7 juta penduduk, angka ini belum bisa dijadikan parameter tingkat keberhasilan pengentasan masyarakat dari buta huruf Indonesia.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) 2007, jumlah persentase angka putus sekolah atau mengulang sekitar 16,5 persen pada anak usai 13-15
tahun. Artinya angka putus sekolah di Indonesia untuk tingkat sekolah dasar dan
madrasyah ibtidaiyah sebanyak 684.967 anak. Tahun 2006 jumlahnya lebih banyak,702.066 siswa.


2.3. Indikator-indikator Pembangunan
Pembangunan selalu menimbulkan dampak baik positif maupun
negatif. Oleh karena itu diperlukan indikator sebagai tolak ukur terjadinya
pembangunan. Indikator-indikator kunci pembangunan secara garis besar pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi:
(1)indikator ekonomi
(2)indikator sosial.

Yang termasuk indikator ekonomi
adalah:
a.GNP per kapita
b.Laju pertumbuhan ekonomi
c.GDP perkapita dengan pendekatan/ Purchasing Power Parity (PPP).
Sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah:
a.     HDI (Human Development Index)
b.     PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu Hidup.

2.4 HDI Merupakan Salah Satu Indikator Pembangunan
The United Nations Development Program (UNDP) mendefinisikan
pembangunan manusia sebagai sebuah proses memperluas pilihan masyarakat.
Yang paling penting adalah pilihan untuk berumur panjang dan sehat, mendapat
pendidikan yang cukup, dan menikmati standar kehidupan yang layak. The United Nations Development Program (UNDP). menyusun ukuran alternatif tingkat kesejahteraan dengan HDI (Human Development Index).
Human Development Index(HDI) diukur dari beberapa aspek, yaitu:
1.     Life expectancy at birth(harapan hidup saat lahir)
aspek ini digunakan sebagai tolak ukur kualitas kesehatan.
2.     Adult litteracy rate (angka melek huruf orang dewasa)
aspek ini sebagai tolok ukur pemerataan pendidikan
3.     Combined gross enrollment ratio for primary, secondary, and tertiary Education
aspek ini untuk mengukur keterjangkauan masyarakat terhadap pendidikan.
4.     GDP per capita (Gross Domestic Product per capita)
aspek ini jelas mengukur tentang taraf ekonomi masyarakat. Human Development Index (HDI) meringkas tiga variabel kesejahteraan dan
meringkasnya dalam sebuah index dan variabel-variabel tersebut adalah:
1)    Umur panjang (longevity), sebagai pengukur kesehatan dan nutrisi. Umur
panjang diukur dengan rata-rata harapan hidup (dalam tahun) dari tingkat kelahiran, dihitung dengan mengasumsikan bahwa seorang bayi lahir dalam satu tahun tertentu akan mengalami tingkat kematian ketikadari tiap kelompok umur.
2)    Pendidikan. Terdiri dari rata-rata terbobot antara (a) tingkat melek huruf
dari kaum dewasa dalam persentase (bobot 2/3). (b) tahun-tahun utama
dari masa sekolah seseorang sepanjang 25 tahun dari umurnya (bobot 1/3).
3)    Standar Hidup. Indikator standar kehidupan adalah GDP per kapita riil
dalam dolar PPP (Purchasing Power Parity ), dengan tanpa diskon sampai
suatu tingkat kemiskinan global dengan dasar kebutuhan pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat nutrisi minimal, dan diskon yang meningkat dengan progresif dengan meningkatnya pendapatan, merefleksikan utilitas marjinal yang semakin menurun dari pendapatan.


PENUTUP
Dari pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.     Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2.     Permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan luas sehingga penanganan masalah pendidikan menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
3.     Human Development Index (HDI) adalah merupakan salah satu indikator  dalam pembangunan yang dapat  digunakan untuk menganalisis   perbandingan status pembangunan  sosial ekonomi suatu negara dan sekaligus menggambarkan pembangunan manusia di suatu negara.
4.     Dengan informasi angka dan peringkat  HDI (Human Development Index) dapat diperoleh gambaran keadaan kesejahteraan masyarakat yang diukur dari umur panjang masyarakat di suatu negara dengan mengukur kesehatan dan nutrisi, pendidikan yang diukur dengan tingkat melek uruf, serta standar hidup yang diukur dengan GDP per kapita.
5.     Human Development Index(HDI) dapat mencerminkan bagaimana posisi sebuah negara dengan negara lain dalam tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu pembangunan manusianya termasuk di dalamnya pembangunan di bidang pendidikan.
6.     Human Development Index (HDI) untuk Indonesia pada tahun 2005 berada pada peringkat 107 dunia. Sedangkan pada tahun 2006 berada pada peringkat 109 dan pada tahun 2007 kembali lagi ke peringkat 107 dunia.
7.     Menurut teori Human Capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu H dan Uhbiyanti Nur. 2001.Ilmu Pendidikan. Semarang:
PT. Rineka Cipta

Andi Sutisno. 2007.Buta Huruf dan"Buta" Membaca.KompasJawa Barat

BPS: Badan Pusat Statistik. 2009.AngkaMelek Huruf.
http://www.bps.go.id/

Hakim Abdul A. 2002.EkonomiPembangunan. Yogyakarta:EKONISIA

Imron Ali. 2008. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta Bumi Aksara.

Mudrajad Kuncoro. 2002.EkonomiPembangunan. Yogyakarta: UPP AMP KPN

Nurkolis. Artikel. 2002. Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang.

Pidarta Made. 2001.Landasan Kependidikan . Jakarta: Rineka Cipta

UNDP. United National Development Program 2008.
http://www.undp.org/



sumber referensi : http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/

Surat Resmi



Nama              :         Benny Ricki Sitorus
NPM              :         21212427
Kelas              :         3EB02
Mata Kuliah    :         Bahasa Indonesia 2 #Softskill

Tugas              :         Surat Resmi


SURAT RESMI


Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk sesuatu urusan yang sifatnya resmi baik itu untuk perseorangan, instansi, maupun organisasi. Secara sederhana itulah pengertian surat resmi. Keberadaan instansi, lembaga, organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.

Ciri ciri surat resmi
1.     Menggunakan kop atau kepala surat (umumnya untuk organisasi/instansi)
2.     Terdapat nomor surat, lampiran dan perihal
3.     Mengguanakan bahasa indonesia yang baik dan benar / sesuai dengan EYD
4.     Menyertakan stempel atau cap dari lembaga
Format surat resmi
1.     Kop / Kepala Surat
2.     Tanggal 
3.     Nomor Surat
4.     Lampiran 
5.     Hal
6.     Alamat Tujuan
7.     Salam Pembuka
8.     Isi Surat
9.     Salam Penutup
10. Pengirim
11. Tembusan
12. Inisial

Contoh surat undangan resmi perusahaan

Nomor : …
Hal         : Undangan Rapat
Lampiran  : -
 
Kepada Yth:
Bapak Fokeansyah
Manajer Marketing
PT Prepapasi
Di tempat

Dengan hormat,

          Sehubungan dengan akan dilaksanakannya acara peringatan ulang tahun perusahaan, maka bersama ini kami mengundang seluruh Manajer PT Prepapasi untuk hadir dalam rapat persiapan yang akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 10 Mei 2014
Waktu         : 10.00 – 11.30 WIB
Tempat        : Gedung Serbaguna

          Demikian undangan ini kami sampaikan, mengingat pentingnya acara ini maka Bapak/Ibu dimohon kehadirannya tepat pada waktunya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
 
 Panitia


khokoo
Khodinah



Sumber referensi :  http://makalahproposal.blogspot.com/2014/06/contoh-surat-undangan-resmi.html