Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dan bersifat analitik yang bertolak dari
pengamatan indera (empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian
yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah kesimpulan.
Ciri-ciri penalaran :
1.
Dilakukan dengan sadar
2.
Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3.
Sistematis
4.
Terarah, bertujuan
5.
Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan,
keputusan, atau sikap yang baru
6.
Sadar tujuan
7.
Adanya premis berupa pengalaman/pengetahuan
8.
Pola pemikiran tertentu
9.
Sifat empiris rasional.
Jenis-jenis Penalaran
:
1.
Penalaran Induktif
2.
Penalaran Deduktif
Suatu penalaran berasal dari pengetahuan seseorang akan
sesuatu yang benar atau salah. Dasar pengetahuan dalam membuat suatu kesimpulan
disebut dengan Premis. Premis yang
diambil haruslah benar secara formal maupun material.
1. PENALARAN INDUKTIF
1.
Generalisasi
Merupakan proses penalaran dengan mengamati sejumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan secara umum.
Contoh : Semua makanan di Bandung rasanya enak dan murah.
Contoh : Semua makanan di Bandung rasanya enak dan murah.
2.
Analogi
Merupakan suatu proses penalaran berupa kesimpulan tentang kebenaran suatu
hal berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.
Contoh : IPK adalah nilai yang dilihat untuk melamar kerja, sedangkan softskill adalah nilai yang dibutuhkan pada saat kerja.
Contoh : IPK adalah nilai yang dilihat untuk melamar kerja, sedangkan softskill adalah nilai yang dibutuhkan pada saat kerja.
3.
Sebab-akibat
Merupakan suatu proses penalaran berupa penarikan kesimpulan atas suatu
peristiwa yang terjadi atas suatu sebab. Penarikan kesimpulan seringkali tidak
sah karena faktor sikap pribadi, takhayul, pandangan politik, dll.
Contoh : Masyarakat merasa aman ketika bepergian membawa alat-alat tajam.
2.
PENALARAN
DEDUKTIF
Merupakan penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan yang berlaku umum dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penalaran Deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Phytagoras dan para filsuf Yunani lainnya dari periode klasik (600-300 SM).
Merupakan penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan yang berlaku umum dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penalaran Deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Phytagoras dan para filsuf Yunani lainnya dari periode klasik (600-300 SM).
Jenis-Jenis Penalaran Deduktif :
1.
Silogisme
Merupakan penalaran yang disusun dari dua pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Merupakan penalaran yang disusun dari dua pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Contoh : Semua Perusahaan pasti ingin
berkembang. Laba adalah variabel yang sangat ditingkatkan untuk perusahaan. Laba
yang berkelanjutan akan membuat perusahaan berkembang.
2.
Entimen
Merupakan penalaran deduksi secara langsung (Premisnya dihilangkan)
Merupakan penalaran deduksi secara langsung (Premisnya dihilangkan)
Contoh : Turis sangat suka
berjemur di pantai. Pada malam hari
tidak ada matahari. Pada malam hari tidak mungkin Turis berjemur di pantai.
Artikel penalaran : Perlukah Ujian
Nasional tetap diadakan?
Ujian
nasional bukanlah hal yang asing lagi dalam dunia pendidikan Indonesia. Sebagai
salah satu program kerja pemerintah, ujian nasional diadakan untuk menjadi
tolak ukur kemampuan siswa terhadap pendidikan yang mereka jalankan.
Namun
faktanya, program tersebut tidaklah sejalan dengan realisasi yang terjadi di
lapangan. Siswa kelas 3 SMA merasa dijadikan kelinci percobaan kebijakan Ujian
Nasional 2013. Terlebih gurunya pun merasa dijadikan kelinci percobaan dengan
rencana diterapkannya Kurikulum 2013. Mendikbud M.Nuh dianggap gagal dalam
menyelenggarakan Ujian Nasional 2013 sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Ujian Nasional 2013 adalah penyelenggaraan ujian negara terburuk
sepanjang sejarah Indonesia setelah kemerdekaan.
Berikut adalah sedikit
fakta-fakta tentang Ujian Nasional SMA 2013 yang dihimpun dari berbagai sumber
:
1.
Beberapa siswa mendapatkan
soal susulan dan bukan soal ujian yang seharusnya.
2.
Sebagian siswa tidak kebagian
soal ujian.
3.
Ada siswa SMA yang mendapatkan
soal ujian siswa SMK yang soalnya jelas beda.
4.
Kualitas LJK sangat tipis.
5.
Soal dilengkapi 20 paket
bahkan disertai barcode untuk mencegah contek massal.
6.
Ujian tidak serentak karena
ada 11 Porvinsi yang mengalami penundaan.
7.
Ada beberapa siswa yang tidak
mendapatkan LJK.
8.
Pelaksanaan UN yang tidak
tepat waktu.
9.
Standar lulus dan kesulitan
soal berstandar internasional yang membebani siswa.
10.
Minimnya pengetahuan dan
tindakan pencegahan pengawas UN.
11.
Anggaran 800 Milyar dirasa
tidak sebanding dengan kualitas yang diberikan.
12.
Pengawas ikut merasa tertekan
dengan kekisruhan penyelenggaraan Ujian Nasional 2013.
13. Ujian Nasional yang di gadang-gadang bebas
kecurangan dan kebocoran soal ternyata tidak bisa dibuktikan.
14. Banyak pihak yang merasa Ujian Nasional
menghambat para siswa untuk masuk ke perguruan tinggi.
Setelah
melihat pro dan kontra Ujian Nasional, bisa disimpulkan bahwa lewat ujian
nasional kemampuan siswa menguasai mata pelajaran yang diterima selama masa
pendidikan dapat terlihat, apakah sudah berhasil dikuasai atau belum begitu
juga dengan kinerja para guru dan tenaga pendidik lainnya. Melalui persentase
kelulusan siswanya maka efektifitas kegiatan belajar mengajar masing-masing
sekolah dapat dievaluasi oleh pemerintah.
Beberapa
hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu :
-
Memfasilitasi para tenaga
pendidik untuk meningkatkan kompetensi mereka
-
Menetapkan akreditasi bagi
masing-masing sekolah sebagai tolak ukur kesulitan soal yang akan diberikan
saat UN.
-
Pemberitahuan dan pengarahan
bagi para komponen sekolah dan pengawas menjelang UN berlangsung
-
Menyiapkan tindakan preventif
terhadap masalah yang mungkin akan muncul.
Sumber referensi :